Garuda Wisnu Kencana
BENTANGAN sayap 'burung Garuda' itu benar-benar menakjubkan karena mencapai panjang 66 meter. Saking besarnya, ia bisa dilihat dari jarak 20 kilometer. Apalagi kemudian berdiri kokoh di atas sebuah bangunan dengan tinggi 70 meter.
Sungguh, seandainya burung itu menjelma menjadi makhluk hidup, ia akan menjadi penguasa angkasa yang tiada tanding dan tiada banding. Garuda Wisnu Kencana (GWK) direncanakan menjadi patung tertinggi di dunia, mengalahkan Liberty di Amerika Serikat yang tingginya 'cuma' 135 meter. Tinggi GWK 70 meter dan ditopang bangunan setinggi itu pula.
Berdiri gagah di atas bukit Ungasan, Jimbaran, Bali, areal itu memang diproyeksikan menjadi sebuah kawasan wisata spektakuler. Pembangunan yang dimulai pada 2005 itu sempat terkatung-katung. GWK mulai menggeliat lagi setelah pemerintah menegaskan harus selesai pada 2008.
"Pemerintah telah meminta agar pembangunan GWK dilanjutkan dan diharapkan selesai pada 2008," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Gde Nurjaya, pekan lalu.
Tinggi seluruh bangunan akan mencapai 140 meter. Burung yang ditungangi Dewa Wisnu itu menghabiskan sekitar 4.000 ton tembaga dan perunggu. Patung itu nanti juga akan dilapisi emas di bagian-bagian tertentu. Hingga kini, biaya yang sudah dihabiskan mencapai Rp 30 miliar.
Kemilau emas yang terkena sinar matahari nantinya dapat terlihat dari kuta, Sanur, Nusa Dua, hingga Tanah Lot. Lebih eksotis lagi, GWK akan menjadi pemandangan pertama saat pesawat turun di Bandara Ngurah Rai Denpasar. "Kita berharap GWK mampu menjadi ikon baru bagi Bali, dan juga bagi Indonesia, turur Nurjaya.
Saat ini, patung yang dibuat oleh I Nyoman Nuarta, seniman asal Bali yang tinggal di Bandung, baru menyelesaikan bagian kepala burung dan badan Wisnu. Melihat dua bagian itu saja, sulit membayangkan akan berapa besar patung itu nanti.
I Gusti Rai Dharmaputra, salah satu pelaku wisata di Bali mengatakan, ide pembangunan GWK datang dari mantan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel), Joop Ave. Alasannya, Bali membutuhkan objek wisata bergaya baru. "Karena wisata budaya mau tidak mau memang akan menjenuhkan. Orang bila disuguhi sesuatu yang sama, lama-lama akan jenuh juga," ujar rai.
Selain itu, kawasan Bukit Ungasan yang sebenarnya merupakan wialayah gersang ini juga akan menjadi museum kebudayaan internasional. Bangunan penyangga patung merupakan gedung berlantai 14, akan digunakan sebagai plaza kebudayaan dari berbagai dunia.
Kesan yan tertangkap saat memasuki kawasan GWK ialah terasa spektakuler. Bukit kapur yang gersang dibelah hingga membentuk lanskap ala Romawi. Dinding batu dari bukit-bukit yang terbelah seolah mengepung pengunjung yang datang. Meski belum jadi, GWK sudah berhasil merebut hati banyak wisatawan.
Hampir seluruh wisatawan, khususnya wisatawan asing, seolah wajib datang ke GWK. Padahal baru selesai sekitar 40% saja," tambah Rai. Setelah sekian lama bersemayam di atas bukit itu memang mulai menggeliat kembali. Semoga saja 2008 nanti bentangan sayap dan tajamnya sorotan Garuda itu benar-benar mengemparkan dunia.
Sumber: Media Indonesia
PENERJEMAH BAHASA
Jumat, 27 November 2009
Garuda Wisnu Kencana
BENTANGAN sayap 'burung Garuda' itu benar-benar menakjubkan karena mencapai panjang 66 meter. Saking besarnya, ia bisa dilihat dari jarak 20 kilometer. Apalagi kemudian berdiri kokoh di atas sebuah bangunan dengan tinggi 70 meter.
Sungguh, seandainya burung itu menjelma menjadi makhluk hidup, ia akan menjadi penguasa angkasa yang tiada tanding dan tiada banding. Garuda Wisnu Kencana (GWK) direncanakan menjadi patung tertinggi di dunia, mengalahkan Liberty di Amerika Serikat yang tingginya 'cuma' 135 meter. Tinggi GWK 70 meter dan ditopang bangunan setinggi itu pula.
Berdiri gagah di atas bukit Ungasan, Jimbaran, Bali, areal itu memang diproyeksikan menjadi sebuah kawasan wisata spektakuler. Pembangunan yang dimulai pada 2005 itu sempat terkatung-katung. GWK mulai menggeliat lagi setelah pemerintah menegaskan harus selesai pada 2008.
"Pemerintah telah meminta agar pembangunan GWK dilanjutkan dan diharapkan selesai pada 2008," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Gde Nurjaya, pekan lalu.
Tinggi seluruh bangunan akan mencapai 140 meter. Burung yang ditungangi Dewa Wisnu itu menghabiskan sekitar 4.000 ton tembaga dan perunggu. Patung itu nanti juga akan dilapisi emas di bagian-bagian tertentu. Hingga kini, biaya yang sudah dihabiskan mencapai Rp 30 miliar.
Kemilau emas yang terkena sinar matahari nantinya dapat terlihat dari kuta, Sanur, Nusa Dua, hingga Tanah Lot. Lebih eksotis lagi, GWK akan menjadi pemandangan pertama saat pesawat turun di Bandara Ngurah Rai Denpasar. "Kita berharap GWK mampu menjadi ikon baru bagi Bali, dan juga bagi Indonesia, turur Nurjaya.
Saat ini, patung yang dibuat oleh I Nyoman Nuarta, seniman asal Bali yang tinggal di Bandung, baru menyelesaikan bagian kepala burung dan badan Wisnu. Melihat dua bagian itu saja, sulit membayangkan akan berapa besar patung itu nanti.
I Gusti Rai Dharmaputra, salah satu pelaku wisata di Bali mengatakan, ide pembangunan GWK datang dari mantan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel), Joop Ave. Alasannya, Bali membutuhkan objek wisata bergaya baru. "Karena wisata budaya mau tidak mau memang akan menjenuhkan. Orang bila disuguhi sesuatu yang sama, lama-lama akan jenuh juga," ujar rai.
Selain itu, kawasan Bukit Ungasan yang sebenarnya merupakan wialayah gersang ini juga akan menjadi museum kebudayaan internasional. Bangunan penyangga patung merupakan gedung berlantai 14, akan digunakan sebagai plaza kebudayaan dari berbagai dunia.
Kesan yan tertangkap saat memasuki kawasan GWK ialah terasa spektakuler. Bukit kapur yang gersang dibelah hingga membentuk lanskap ala Romawi. Dinding batu dari bukit-bukit yang terbelah seolah mengepung pengunjung yang datang. Meski belum jadi, GWK sudah berhasil merebut hati banyak wisatawan.
Hampir seluruh wisatawan, khususnya wisatawan asing, seolah wajib datang ke GWK. Padahal baru selesai sekitar 40% saja," tambah Rai. Setelah sekian lama bersemayam di atas bukit itu memang mulai menggeliat kembali. Semoga saja 2008 nanti bentangan sayap dan tajamnya sorotan Garuda itu benar-benar mengemparkan dunia.
Sumber: Media Indonesia