SELAMAT DATANG DIBLOG KAMALUDDINDONESIA SELAMAT DATANG DIBLOG KAMALUDDINDONESIA

hjau indonesia

Gagasan “Solusi Hijau” untuk Keselamatan Rakyat Halmahera

Ternate, 28 Februari 2010

Oleh: KP SHI Maluku Utara


Hijau membentang mengeliling pulau kecil Halmahera Utara wilayah teluk Kao Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara. Potensi sumberdaya alam hutan yang menghijau dan memiliki potensi yang cukup untuk kehidupan warga atas air bersih, bahan pangan dan komoditas lainya seperti cengkeh, pala dan kopra yang memberikan kehidupan ekonomi sejak lama.

Hutan pulau kecil Halmahera ini memberikan inspirasi bagi gerakan politik hijau di Maluku Utara, untuk di kelola berbasis pengetahuan local suku-suku yang ada di wilayah setempat. Setidaknya, dari kisaran luas mencapai lebih dari 500.000 hektar yang terbentang di 12 desa, akan menjadi basis potensial untuk kerja politik dan ekonomi SHI di Maluku Utara bagian Halmahera. Walaupun, di bagian lain, ada korban tambang di sepanjang sungai Tabobo, Kobok dan Bora, dimana sebanyak 1.200 orang perempuan tidak bisa lagi menggunakan air sungai untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus, masak dan minum. Kondisi ini terjadi ketika berperasi perusahaan tambang emas PT.NHM (Nusa Halmahera Minning) sejak 10 tahun terakhir. Wabah penyakit gatal, bisul-bisul, koreng da sesak nafas terjadi di tingkat warga, yang paling menderita 1.200 jiwa perempuan di wilayah Halmahera Utara Maluku Utara.

Sementara, di wilayah lain, telah terjadi bentrokan antara aparat brimob dan warga + mahasiswa di areal tambang PT. ANTAM yang telah habis masa operasinya sejak 5 tahun terakhir. Sedikitnya ada 7 orang terkena luka tembak dari mahasiswa dan warga, ketika menuntut dana community development dan nasib areal tambang yang telah rusak belum di rehabilitasi oleh perusahaan. Bentrok ini merupakan akumulasi kemarahan rakyat atas hadirnya PT ANTAM yang tidak memberikan kesejahteraan rakyat bagi penduduk sekitar 2.500 KK sekitar 12.000 jiwa di pulau Gebe dimana beroperasi perusahaan ANTAM di wilayah Halmahera tengah, provinsi Maluku Utara. Kasus ini menjadi salah satu pemicu konsolidasi gerakan politik dan sipil di Maluku Utara.

Dari hasil pemetaan awal, kerja politik KP SHI Maluku Utara pada Kabupaten Halmahera Utara, Kota Ternate dan Halmahera Tengah, dimulai dari proses pembangunan infrasntruktur, pendidikan kader politik dan pengembangan ekonomi berbasis pada situasi dan kondisi praktek local yang di konsolidasi politik ekonomi kerakyatan yang berbasis keadilan social dan ekonologi. Embrio gerakan ekonomi kerakyatan di bangun dari kampung-kampung kecil di Halmahera Utara dan Kota Ternate sebagai pusat pergerakan politik hijau SHI.

PENERJEMAH BAHASA

Kamis, 04 Juni 2009

hjau indonesia

Gagasan “Solusi Hijau” untuk Keselamatan Rakyat Halmahera

Ternate, 28 Februari 2010

Oleh: KP SHI Maluku Utara


Hijau membentang mengeliling pulau kecil Halmahera Utara wilayah teluk Kao Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara. Potensi sumberdaya alam hutan yang menghijau dan memiliki potensi yang cukup untuk kehidupan warga atas air bersih, bahan pangan dan komoditas lainya seperti cengkeh, pala dan kopra yang memberikan kehidupan ekonomi sejak lama.

Hutan pulau kecil Halmahera ini memberikan inspirasi bagi gerakan politik hijau di Maluku Utara, untuk di kelola berbasis pengetahuan local suku-suku yang ada di wilayah setempat. Setidaknya, dari kisaran luas mencapai lebih dari 500.000 hektar yang terbentang di 12 desa, akan menjadi basis potensial untuk kerja politik dan ekonomi SHI di Maluku Utara bagian Halmahera. Walaupun, di bagian lain, ada korban tambang di sepanjang sungai Tabobo, Kobok dan Bora, dimana sebanyak 1.200 orang perempuan tidak bisa lagi menggunakan air sungai untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus, masak dan minum. Kondisi ini terjadi ketika berperasi perusahaan tambang emas PT.NHM (Nusa Halmahera Minning) sejak 10 tahun terakhir. Wabah penyakit gatal, bisul-bisul, koreng da sesak nafas terjadi di tingkat warga, yang paling menderita 1.200 jiwa perempuan di wilayah Halmahera Utara Maluku Utara.

Sementara, di wilayah lain, telah terjadi bentrokan antara aparat brimob dan warga + mahasiswa di areal tambang PT. ANTAM yang telah habis masa operasinya sejak 5 tahun terakhir. Sedikitnya ada 7 orang terkena luka tembak dari mahasiswa dan warga, ketika menuntut dana community development dan nasib areal tambang yang telah rusak belum di rehabilitasi oleh perusahaan. Bentrok ini merupakan akumulasi kemarahan rakyat atas hadirnya PT ANTAM yang tidak memberikan kesejahteraan rakyat bagi penduduk sekitar 2.500 KK sekitar 12.000 jiwa di pulau Gebe dimana beroperasi perusahaan ANTAM di wilayah Halmahera tengah, provinsi Maluku Utara. Kasus ini menjadi salah satu pemicu konsolidasi gerakan politik dan sipil di Maluku Utara.

Dari hasil pemetaan awal, kerja politik KP SHI Maluku Utara pada Kabupaten Halmahera Utara, Kota Ternate dan Halmahera Tengah, dimulai dari proses pembangunan infrasntruktur, pendidikan kader politik dan pengembangan ekonomi berbasis pada situasi dan kondisi praktek local yang di konsolidasi politik ekonomi kerakyatan yang berbasis keadilan social dan ekonologi. Embrio gerakan ekonomi kerakyatan di bangun dari kampung-kampung kecil di Halmahera Utara dan Kota Ternate sebagai pusat pergerakan politik hijau SHI.